MENENTUKAN PEMILIHAN BAHAN AJAR AL-QURAN HADIST DI MI

A.    Pengertian Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang bisa dipandang dari dua sisi yaitu sisi guru dan sisi siswa. Jika materi pembelajaran bisa dipandang dari sisi siswa maka dapat diartikan sebagai segala hal yang harus dipelajari oleh siswa. Tapi jika dilihat dari sisi guru maka materi pembelajaran dapat diartikan sebagai segala hal yang harus diajarkan oleh guru.
Pada konsep pembelajaran saat ini siswa menjadi perhatian utama, namun tetapi memandang peran penting guru dalam proses pembelajaran dikelas. Bisa dikatakan bahwa  belajar tidaknya siswa dikelas itu sangat tergantung pada gurunya. Apabila ada siswa sekolah dasar kelas rendah, yang belum dewasa dalam belajar secara sistematis. Dengan demikian, maka materi pembelajaran diartikan segala hal atau isi yang harus dipelajari oleh siswa dibawah supervise atau bimbingan guru.
Materi atau isi pembelajaran memeiliki fungsi yang sangat penting karena kemampuan yang ingin dibentuk dalam proses pembelajaran berkaitan erat dengan yang harus dipelajari. Jadi tanpa adanya materi pelajaran atau apabila yang dipelajari tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.[1]
Sedangkan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis atau tidak tertulis. Bahan ajar merupakan informasi, alat, atau teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.[2]
Materi pokok merupakan operasionalisasi atau penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk lebih jelasnya dalam jenis-jenis bahan pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal. Berdasarkan bentuk-bentuk pesan menurut Darwyn Syah bahan pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Konsep
Konsep adalah serangkaian perangsang dengan sifat yang sama. Konsep yang sederhana dapat didefinisikan sebagai pola unsur bersama diantara anggota kumpulan atau rangkaian.
2.      Fakta
Merujuk pada suatu penerapan suatu konsep yang menunjukan nama objek atau peristiwa yang terjadi secara nyata pada suatu daerah atau tempat tertentu.
3.      Proses
Proses adalah serangkaian peristiwa yang merupakan gerakan perkembangan dari suatu benda atau manusia. Suatu proses dapat terjadi secara sadar atau tidak disadari.
4.      Nilai
Nilai merujuk pada suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau kebenarannya yang bersifat umum baik maupun buruk.
5.      Keterampilan
Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan bergerak dari yang teramat sederhana ke yang sangat kompleks.
6.      Prosedur
Prosedur adalah tahap-tahap atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau kegiatan.[3]

B.     Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau penjelasan, berupa definisi, teori, konsep, dan penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam perkembangan sumber belajar semakin berkembang seiring dengan terjadinya kemajuan dalam bidang ilmu teknologi, pengetahuan, dan kreativitas manusia. Sumber belajar yang bukan manusia, melainkan peralatan yang dibuat manusia yang selanjutnya menjadi penyambung lidah keinginan manusia yang disebut media.
Sumber belajar pada masa sekarang dan juga dahulu sesuangguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana: disekolah, halaman, pusat kota, pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran dan pengajaran tersebut amat bergantung pada waktu dan biaya yang tersedia, kreativitas guru serta kebijakan-kebijakan lainnya. Pembahasan tentang sumber belajar lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Manusia
Maksud sumber belajar manusia adalah orang yang secara langsung menyampaikan pesan-pesan pengajaran tanpa menggunakan alat lain sebagai perantara. Dalam hubungan ini terdapat orang yang secara khusus dipersiapkan sebagai pengajaran melalui latihan, penataran, up-grading, dan sebagainya. Mereka itu diantaranya adalah dosen, guru, instruktur narasumber.
2.      Material
Material atau bahan sebagai sumber pengajaran adalah sesuatu yang memiliki pesan atau tujuan pengajaran. Pesan pengajaran yang disampaikan kepada siswa tersebut dengan menggunakan alat penampilan, seperti buku paket, audio-tape, video-tape, film, peta, bola dunia dan garfik.
3.      Lingkungan
Lingkungan sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Tempat dan ruangan yang dirancang khusus untuk pengajaran, antara lain : bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, auditorium, ruang micro teaching, ruang praktikum ibadah dan ruang  peradilan. Sedangkan ruangan yang tidak dirancang secara khusus untuk tujuan pengajaran, namun dapat dimanfaatkan untuk sumber belajar antara lain : gedung bersejarah, bangunan industri, lingkungan pertanian, museum, kebun binatang, kebun raya, dan cagar budaya.
4.      Alat dan Perlengkapan (Tool and Equiptment)
Alat atau perlengkapan yang dapat dijadikan sumber pengajaran adalah alat atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu atau untuk menampilkan sumber-sumber lainnya. Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk memproduksi sesuatu antara lain : berupa kamera untuk memproduksi foto, tape-recorder untuk merekam, termo-fex untuk membuat transparansi. Sedangkan alat dan perlengkapan yang digunakan untuk penampilan sumber belajar antara lain : slide projector untuk menampilkan slide program, proyektor film, everhead projector, film-projector, pesawat radio dan pesawat televisi.
5.      Aktivitas
Sebagai sumber belajar biasanya dapat berupa kombinasi antara suatu teknik penyajian dengan sumber lainnya yang memberikan fasiltas atau kemudahan belajar bagi siswa. Misalnya : tentang pengajaran berprogram adalah merupakan kombinasi antara teknik penyajian program (bahan) dengan buku (cetak).[4]

C.    Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar Al-Quran Hadist di MI
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi :
1.      Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan erat dengan pencapaian standar kopentensi dan kompetensi dasar.
2.      Prinsip Konsistensi
Jika KD yang harus dikuasai siswa ada dua macam, maka bahan yang diajarkan kepada peserta didik juga meliputi dua macam. Misalnya KD yang harus dikuasai siswa adalah pentingnya hidup rukun dan tolong menolong.
3.      Prinsip Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan kepada anak didik hendaknya memadai tidak boleh terlalu sedikit juga idak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD, sebaliknya jika terlalu banyak akan memerlukan waktu pembelajaran yang lama yang seharusnya digunakan untuk materi yang lain.
D.    Strategi dalam Memanfaatkan Bahan Ajar Al-Quran Hadist di MI
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu: (a) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
a.      Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1.      Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
2.      Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3.      Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
4.      Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
5.      Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
6.      Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b.      Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.
1.      Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb.
2.      Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3.      Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4.      Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.[5]        
E.     Penentuan Materi Pembelajaran
Materi yang terkandung dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar harus dikembangkan oleh guru. Pengembangan materi oleh guru adalah memperluas serta menekankan tujuan penguasaan materi yang harus dikuasai oleh siswa dalam bentuk tingkah laku.
Untuk memperkaya materi dapat dilihat dalam beberapa buku teks, dari telaah buku teks guru dapat mengembangkan materi dalam kegiatan pembelajaran, baik materi pokok yang harus bnar-benar dikuasai siswa.
1.      Penyiapan dan pengolahan materi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan dan pengolahan materi, antara lain :
a.       Materi berisi pokok-pokok isi materi.
b.      Rincian dan uraian batasan ruang lingkup, baik kognitif, psikomotorik dan afektif.
c.       Penguasaan materi melalui pola kegiatan belajar didalam kelas.
d.      Penilaian kesesuaian materi dengan hasil belajar perlu dilakukan secara terus menerus dengan prinsip penilaian berbasis kelas.
Dengan begitu kita dapat menyimpulkan bahwa :
a.       Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran
b.      Materi pembelajaran hendaknya diorganisasikan secara sistematis dan berkesinambungan
c.       Materi pembelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual yang memiliki nilai praksis dan nilai guna dalam memanfaatkan kehidupan sehari-hari.
d.      Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan intelektual para siswa.
e.       Materi pembelajaran hendaknya memperhatikan waktu yang tersedia.
2.      Kriteria Penentuan Materi Pembelajaran
Dengan mengacu pada kriteria diatas dapat dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih atau menetapkan materi pembelajaran yakni :
a.       Tujuan pengajaran
b.      Pentingnya bahan
c.       Nilai praktis
d.      Tingkat perkembangan peserta didik.
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem intruksional yang penentuan strategi belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a.       Kriteria tujuan instruksional yaitu suatu mata pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional atau tujuan tingkah laku.
b.      Materi pelajaran suapaya terjabar. Rincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan instruksional khusus telah dirumuskan secara spesifik dapat diamati dan diukur.
c.       Materi pelajaran relevan dengan kebutuhan peserta didik.
d.      Materi pelajaran harus mengandung segi-segi etika
e.       Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis.
f.       Materi pelajaran harus bersumber dari buku yang baku, perilaku yang ahli dan dari masyarakat.[6]






[1] Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu TEMATIK,(Bandung : Alfabeta,2014),h.153-154.
[2] Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru,(Bandung : CV Pustaka Setia,2012),h.144.
[3] Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar  Mengajar,(Bandung :Sinar Baru Algensindo,2010),h.13-18.
[4] Abudin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009),h.295-299.
[5]https://puspita-novianti.blogspot.com/p/materi-bahan-ajar.html. diunduh pada tangga 1 April 2017 pukul 13.13 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKIDAH ISLAM TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

MATERI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI/SD KELAS 3 DAN KELAS 4