HADIST TENTANG TAYYAMUM DAN MANDI JANABAH

A.    HADITS TENTANG TAYAMUM
Tayamum adalah suatu bentuk kewajiban bersuci dengan menggunakan debu sebagai ganti dari wudhu dan mandi besar, diperuntukan bagi orang yang tidak mendapatkan air atau akan mendapatkan mudharat (bahaya) jika menggunakan nya.[1]
Syarat-syarat tayamum adalah sudah masuk waktu sholat, sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak mendapatkan nya, sedang waktu sholat sudah masuk . dengan menggunakan tanah yang suci dan berdebu. Dan menghilangkan najis lebih dahulu sebelum melaksakan tayamum.
“Debu yang suci adalah wuudhunya orang islam sekalipun ia tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. Maka jika ia mendapatkannya, usapkan air itu kepada kulitnya.” Diriwayatkan oleh Abu daud dan Turmizi dari Abu Dzar. Menurut Turmudzi hadits ini hasan shahih. Dalam riwayat lain berbunyi : “Debu yang suci bersuci(thuhur)-nya orang islam.”[2]
“telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdirrahman bin qasim dari ayah Aisyah , dia telah berkata : “kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasaallam dalam sebuah perjalanan kemudian kalungku terjatuh. Rasulullah kemudian ikut mencari, sedang para sahabat yang berada dalam rombongan tidak lagi memiliki air. Karena itu, kemudian turun ayat yang memerintahkan tayamum.”
Yang dimaksud dengan ayat tayamum adalah ayat : 6 dari surah Al-maidah, yang menegaskan : “Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka mu dan tanganmu sampai dengan siku dan usaplah kepalamu , dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Dan jika kamu junub , maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (toilet) atau menyentuh perempuan , lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih): sapulah mukamu dari tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”
Telah mengkhabarkan kepada kami Ats-siqah(orang terpercaya) dari ma’mar dari zuhri dari ubaidillah bin abdillah dari ayahnya dari Amar bin yasir, dia telah berkata : “kami bersama Nabi sallallahu ‘alaihi wasalam dalam sebuah perjalanan, lalu turun ayat tayamum. Kemudian kami tayamum bersama Nabi dengan mengusap tangan hingga pertengahan lengan.”[3]
َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْ اَلصَّلَاةَ -وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ- فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا ثُمَّ وَجَدَا اَلْمَاءَ فِي اَلْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا اَلصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ وَلَمْ يُعِدِ اَلْآخَرُ ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: أَصَبْتَ اَلسُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ وَقَالَ لِلْآخَرِ: لَكَ اَلْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ و النَّسَائِيّ
Artinya : Daripada Abu Said al-Khudri (r.a), beliau berkata: “ Dua orang lelaki keluar (dari kota Madina) untuk mengadakan suatu perjalanan. Maka tibalah waktu sholat, sedangkan keduanya tidak membawa air, lalu mereka bertayam m um dengan debu yang suci, kemudian me ngerjakan solat. Setelah itu mereka menemukan air dan waktu sholat itu belum lagi berakhir. Maka salah seorang diantaranya diulangi solatnya dengan berwudu, sedangkan yang seorang lagi tidak mengulangi (sholatnya). Kemudian mereka datang menghadap Rasulullah saw, lalu menceritakan apa yang mereka lakukan kepada baginda. Mendengar itu, Nabi saw bersabda kepada orang yang tidak mengulangi sholatnya: “ Engkaulah mengerjakan Sunnah dan sholatmu itu sudah memadai.” Sedangkan kepada yang satu lagi baginda bersabda: “Engkau memperoleh ganjaran pahala sebanyak dua kali. ” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Nasa’i)[4]
Tayamum merupakan mengusapkan tanah ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat. Tayamum adalah pengganti wudhu’ atau mandi sebagai rukhshah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur):
·         Uzur karena sakit. Kalau ia memakai air, bertambah sakitnya atau lambat sembuhnya, menurut keterangan dokter atau dukun yang telah berpengalaman tentang penyakit seperti itu.
·         Karena dalam perjalanan.
·         Karena tidak ada air.
Firman Allah swt.
وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْ ضٰٓى اَوْعَلٰى سَفَرٍاَوْجَآءَاَحَدٌ مِنْكُمْ مِّنَ اْلغَآ ءِطِ اَوْلٰمَسْتُمُ النِّسَاَءَفَلَمْ تَجِدُوْامَآءًفَتَيَمَّمُوْاصَعِيْدًاطَيِّبًافَا مْسَـحُوْا بِوُجُوْهِكُمْوَاَيْدِ يْكُمْ مِّنْهُ
Artinya:”Dan apabila kamu sakit, atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air, atau bersentuh dengan perempuan, lalu kamu tidak mendapat air, maka hendaklah kamu tayamum dengan tanah suci. Sapulah mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah tersebut.”(Al-Maidah:6).
1.      Syarat-syarat Tayamum
a.       Sudah masuk waktu shalat.
b.      Sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, waktu shalat sudah masuk.
c.       Dengan tanah suci dan berdebu.
Menurut pendapat Imam Syafi’i, tidak sah tayamum melainkan dengan tanah. Menurut pendapat imam yang lain boleh (sah) tayamum dengan tanah, pasir, atau batu. Dalil pendapat yang kedua ini :
Sabda Rasulullah saw.
خُعِلَتْ لِىْ اْلأَرْ ضُ طَيِّبَةً وَطَهُوْرًاوَمَسَـجِدًا
Artinya:”Telah dijadikan bagiku bumi yang baik, menyucikan dan tempat sujud.” (Sepakat Ahli hadis).
d.      Menghilangkan najis.
2.      Rukun Tayamum
a.       Niat.
b.      Mengusap muka dengan tanah.
c.       Mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah.
d.      Menertibkan rukun-rukun.
3.      Sunat Tayamum
a.       Membaca bismillah.
b.      Menghembus tanah dari dua telapak tangan supaya tanah yang diatas tangan menjadi tipis.
Sabda Rasulullah saw.
قَا لَ ٱلنَّبِىُّ صَلَّى الـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ اِنَّمَا كَانَ يَكْفِيْكَ اَنْ تَضْرِبَ بِكَفَّيْكَ فِى ٱلتُّرَاَبِ ثُمَّ تَنْفَخَ فِيْهَمَا ثُمَّ تَمْسَـحَ بِهِمَا وَجْهِكَ وَكفَّيْكَ
Artinya:”Sesungguhnya cukuplah bagimu apabila kaupukulkan kedua tapak tanganmu ke tanah, kemudian engkau hembus tanganmu itu, lalu engkau usapkan kedua tanganmu itu ke muka dan tapak tanganmu.”(Riwayat Daruquthni)
c.       Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai tayamum sebagai mana sesudah selesai berwudhu’.
4.      Hal-hal yang Membatalkan Tayamum
a.       Semua hal yang membatalkan wudhu’, membatalkan tayamum.
b.      Ada air. Dengan adanya air sebelum mulai shalat, batallah tayamum bagi orang yang tayamum karena ketiadaan air.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ اَبِىْ ذَرِّ؛قَالَ رَسُوْلُ الـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ؛اَلتُّرَاَبُ كَا فِيْكَ وَلَوْلَمْ تَجِدِ اْ لَمَا ءَ عَشَـرَسِنِيْنَ فِاِ ذَاوَجَدْ تَ اْ لَمَا ءَفَاَ مْسِـهِ جِلْدَ كَ
Artinya: Dari Abu Dzar, Rasulullah saw, telah berkata: “Tanah itu cukup bagimu untuk bersuci walau engkau tidak mendapat air sampai sepuluh tahun, tetapi apabila engkau beroleh air, hendaklah engkau sentuhkan air itu ke kuulitmu.”(Riwayat Tirmidzi)
c.       Murtad.
5.      Tata cara tayamum
Berniat bentuk tayamum yang dilakukan, apakah sebagai wudhu’ atau mandi besar. Lalu menepukkan tangan ketanah (debu) atau kedinding yang berdebu kemudian mengusapkannya ke muka  dan kedua telapak tangannya.
Tayamum hanya dapat digunakan untuk shalat fardhu sekali, dan boleh untuk melakukan shalat sunnah untuk beberapa kali.[5]
B.     HADITS TENTANG MANDI JANABAH
Mandi adalah suatu bentuk kewajiban bersuci dari hadats besar. Dalam hukum islam ada yang disebut dengan mandi janabat (mandi besar) karena alasan tertentu. Seperti setelah berkumpul dengan istri, sehabis selesai haid atau karena nifas dan wiladah. Hukum mandi janabat adalah wajib karena menghilangkan hadats besar.[6]
“telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad, dia telah berkata : telah menceritakan kepada ibrahimbin Muhammad bin Yahya bin Zaid bin Tsabit dari dari Kharijah bin Zaid dari ayahnya dari Ubaiyin bin Ka’ab bahwa dia telah berkata : “tidak ada kewajiban mandi bagi orang yang tidak mengeluarkan sperma ketika bersenggama.” Akan tetapi ucapan ini dia cabut ketika ajal hamper menjemputnya.
“telah mengkhabarkan kepada kami Ats-tsiqah (orang terpercaya) dari Yunus bin Yazid dari Zuhri dari sahl bin sa’idi, diantara mereka yang mengatakan dari ubayin bin ka’ab, tetapi sebagian yang lain memauqufkan hadits ini pada sahl bin sa’ad, dia telah berkata : “pada permulaan islam, kewajiban mandi hanyalah karena mengeluarkan sperma. Tetapi kemudian ketentuan itu ditinggalkan (tidak berlaku) setelah para sahabat mendapat perintah mandi apabila antara alat kelamin laki-laki dan perempuan bertemu.
Orang yang bersenggama tapi tidak mengeluarkan sperma baginya tidak ada kewajiban mandi. Yang demikian adalah ketentuan pada permulaan perkembangan islam. Tetapi kemudian ketentuan itu disempurnakan. Hukum ini berlaku hingga kini. Demikian pula bagi perempuan, dia berkewajiban mandi pula.[7]
Yang dimaksud dengan mandi disini adalah mengalirkan air keseluruh badan dengan niat.
Firman Allah swt.
وَاِ نْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَّهَّرُ وْا
Artinya:”Apabila kamu junub, hendaklah bersuci,” ( Al-Maidah : 6)
1.      Sebab-sebab Mandi Janabah
Sebab-sebab mandi janabah ada enam, tiga diantaranya biasa terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga lagi (khusus) pada perempuan saja.
1.      Bersetubuh, keluar mani ataupun tidak.
Sabda Rasulullah saw.
قَالَ رَسُـوْ لُ الـلَّهُ صَلَّى ا لـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ؛اِذَااْلتَقَى اْلجِتَا نَا نِ فَقَدْ وَجَبَ الغُسْـلُ وَاِنْ لَمْ يُنْزِلْ
Artinya:”Apabila bertemu dua penyunatan (khitan), maka sesungguhnya telah diwajibkan mandi, meskipun tidak keluar mani.”(Riwayat Muslim)
2.      Keluar mani, baik keluarnya sebab bermimpi atau sebab lain dengan sengaja ata tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ اُمِّ سَـلَمَةَ اَ نَّ اُ مَّ سُلَيْـمٍ  قَالَتْ يَا رَسُـوْ لَ الـلَّهَ اَ نَّ الـلَّهَ لاَيَسْتَحْىٖ مِنَ اْلحَقِّ فَهَلْ عَلَى اْلمَرْأَةِاْلغُسْـلُ اِذَااحْتَلَمَتْ؟قَا لَ نَعَمْ اِذَارَأَتِ اْلمَاءَ
Artinya:”Dari Ummi Salamah, sesungguhnya Ummi Salamah telah bertanya kepada Rasulullah saw, katanya kepada beliau: Ya, Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu memperkatakan yang hak. Adakah wajib mandi diatas perempuan apabila bermimpi ? Jawab Beliau:” Ya (wajib atasnya mandi), apabila ia melihat air (artinya keluar mani).”(Sepakat ahli hadist)
3.      Mati. Orang Islam yang mati, fardhu kifayah atas muslimin yang hidup memandikannya, terkecuali orang yang mati syahid.
Sabda Rasulullah saw.
عَنِ ابْنِ عَبَّا سٍ اَ نَّ رَسُـوْلَ الـلَّهِ صَلَّى الـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَا  فِى اْلمُحْرِ مِ الَّذِ ىْ وَقَصَتْهُ نَا قَتُهُ اِغْسِلُوْ هُ بِمَا ءٍ وَسِدْرٍ
Artinya:”Dari Ibnu ‘Abbas, sesungguhnya Rasulullah saw. Telah telah berkata tentang orang mati karena terlontar oleh untanya, kata beliau : Mandika olehmu akan dia dengan air dan bidara.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sabda Rasulullah saw.
قَا لَ النَّبِىُّ صَلَّى الـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ فِى قَتْلٰى اُحُدٍ لاَتُغْسِـلُوْهُمْ
Artinya:”Kata beliau tentang orang yang mati dalam peperangan Uhud: “Jangan kamu mandikan mereka.”(Riwayat Ahmad)
4.      Haidh. Apabila seseorang perempuan telah berhanti dari kain kotor, ia wajib mandi agar ia dapat shalat dan dapat campur dengan suaminya. Juga dengan mandi itu badannya dapat segar dan sehat kembali.
Sabda Rasulullah saw.
قَا لَ رَسُـوْلُ الـلَّهَ صَلَّى الـلَّهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ لِفَا طِمَةَ بِنْتِ اَبِىْ حُبَيْشٍ اِذَااَقْبَلَتِ اْلحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلَاةَ وَاِذَااَدْبَرَتْ فَا غْتَسِلِىْ وَصَلِّى
Artinya:”Beliau berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy:”Apabila datang haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat, dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.”(Riwayat Bukhari)
5.      Nifas, yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan sesudah melahirkan anak. Darah itu darah haidh yang berkumpul tidak keluar sewaktu perempuan itu mengandung.
6.      Melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu cukup umur ataupun tidak, seperti keguguran.
2.      Rukun Mandi
1.      Niat.
2.      Menyampaikan air keseluruh badan.

3.      Sunat-sunat Mandi
1.      Membaca ‘bismillah’ pada permulaan mandi.
2.      Berwudhu’ sebelum mandi.
3.      Menggosok-gosok seluruh badan dengan tangan.
4.      Mendahulukan yang kanan dari yang kiri.
5.      Berturut-turut.

4.      Tata Cara Mandi Janabah
Adapun tata cara mandi jinabat sesuai dengan hadits berikut:
حديث عائشة زوجاالنبي صلى الله  عليه وسلم؛أن النبي صلى الله  عليه وسلم كان إذاغتسل من الجنابة بدأفغسل يديه ،ثم يتوضأكمايتوضأللصلاة،ثم يدخل أصابعه فى الماءفيخلل بهاأصول شعره،ثم يصب على رأسه ثلاث غرف بيديه،ثم يفيض الماءعلى جلده كله.

Artinya: Aisyah r.a. berkata : Adanya Nabi SAW. Jika mandi jinabat, mulai membasuh kedua telapak tangannya lalau wudhu’ sebagaimana wudhu untuk sembahyang, kemudian memasukkan tangannya dalam air untuk membasuh sela-sela rambutnya sampai kedalamnya, kemudian menuangkan air diatas kepalanya tiga kali dengan kedua tangannya, kemudian menyiram semua badannya. (Bukhari, Muslim).

Dari hadits diatas dijelaskan bahwa hakikat mandi itu ialah mencurahkan air pada anggota badan. Dengan berwudlu terlebih dahulu, kemudian membasuh kepalanya sampai tiga kali kemudian menyiram keseluruh tubuh. Dan harus dilaksanakan berturut-turut, artinya antara perbuatan membasuh kepala dan kemudia menyiram seluruh tubuh dilakukan secara langsung, tidak boleh ditunda-tunda.[8]





[1] Ibid., h.31
[2] Ibnu Hamzah Al husaini Al hanafi AD Damsyiqi., Asbabul Wurud 2., Ibid., h.426
[3] Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Ahkam Riwayat Asy-syafi’I Tharah dan Shalat., (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003)  h.98-99
[4] http://amieeh5.blogspot.co.id/2014/06/hadits-hadits-thoharoh-11-wudlu-tayamum.html diunduh pada tanggal 16 September 2016 pukul 09.00 WIB
[5] Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM , (Bandung: CV Sinar Baru Bandung,1992),h.51-55
[6] Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Ahkam Riwayat Asy-syafi’I Tharah dan Shalat., Ibid., h.81
[7] Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Ahkam Riwayat Asy-syafi’I Tharah dan Shalat., Ibid., h.82
[8] Sulaiman Rasjid, FIQH WANITA, (Bnadung: CV Sinar Baruu Bandung,1992),h.47-49

Komentar

  1. 1xbet korean casino bonus - Legalbet.co.kr
    Online sports betting is officially septcasino in 1xbet progress and many sites have gone live. The first step is choegocasino to register an account in one of the

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKIDAH ISLAM TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

MATERI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI/SD KELAS 3 DAN KELAS 4