HADIST TENTANG NAJIS

  HADITS TENTANG NAJIS
Najis menurut bahasa artinya kotor. Menurut hukum syariat adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang sahnya shalat.
Yang termasuk najis ialah segala sesuatu yang keluar dari kubul atau dubur, kecuali mani. Darah, nanah, susu binantang yang tidak boleh diminum, arak, anjing, babi, dan semua bangkai najis kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang.[1]
1.      Benda-benda yang termasuk najis
Suatu barang (benda) menurut hukum aslinya adalah suci selama tak ada dalil yang menunjukkan bahwa benda itu najis. Benda najis itu banyak, diantaranya :
a.       Bangkai binatang darat yang berdarah selain dari mayat manusia. Adapun bangkai binatang laut seperti ikan dan bangkai binatang darat tidak berdarah ketika masih hidupnya seperti belalang dan mayat manusia, semuanya suci.
Firman Allah swt :
حُرّمٓتْعٓلٓيْكُمُاْلٓمِيْتٓةُ
Artinya : ‘Diharamkan atas kamu bangkai’ (Al-Maidah :3)
Adapun bangkai ikan dan binatang darat yang tidak berdarah, begitu juga mayat manusia, tidak masuk dalam arti bangkai yang umumnya dalam ayat tersebut, karena ada keterangan lain. Juz’ (bagian) bangkai seperti daging, kulit, tulang, urat, bulu, dan gemuknya, semuanya itu najis menurut mazhab Syafi’i. menurut mazhab Hanafi, yang najis hanya suku-suku yang mengandung roh (suku-suku yang bernyawa) saja, sepertii daging kulit. Suku-suku yang tidak bernyawa seperti kuku, tulang, tanduk dan bulu, semuanya itu suci. Suku-suku yang tidak bernyawa dari anjing dan babi tidak termasuk najis. Mazhab pertama mengambil dalil dari makna umum bangkai dalam ayat tersebut, karena bangkai itu sesuatu yang tersusun dari suku-suku tersebut. Mazhab kedua beralasan dengan hadis Maimunah :
Sabda Rasulullah saw.
اِنّٓمٓاحٓرُمٓآكْلُهٓاوٓفِيْرِوٓايٓةٍآحْمُهٓا
Artinya : ‘Sesungguhnya yang haram ialah memakannya. Pada riwayat lain yang haram ialah ‘dagingnya’. (Riwayat jama’ah ahli hadist).
Adapun dalil bahwa mayat manusia itu suci :
Firman Allah swt :
وٓلٓقٓدْكٓرّٓمْنٓابٓنِيْاٰدٓمٓ
Artinya :’’ Demi sesungguhnya kami muliakan anak Adam (manusia). (Al-Isra’ : 70)
b.      Darah.
Segala macam darah itu najis, selain hati dan limpa.
Firman Allah swt:

حُرّمَتْعَلَيْكُمُاْلَمَيْتَةُوَالدَّمُوَلَحْمُالْخِنْزِيْرِ
Artinya :’’Diharamkan atas kamu memakan bangkai, darah, dan daging babi.’’(Al-Maidah : 3)
Sabda Rasulullah saw.
اُحِلَّتْلَنَاممَيْتَتَانِوَدَمَانِ:اَاسـَّمَكُوَاْلخَـرَادُوَاْلْكَبِدُوَالطِّحَالُ
Artinya : “Telah dihalal kan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah, ikan dan belalang, hati dan limpa.”(Riwayat Ibnu Majah).
Dikecualikan juga, darah yang ketinggalan dalam daging binatang yang sudah disembelih, begitu juga darah ikan, kedua macam darah ini suci/dimaafkan, artinya  dibolehkan/dihalalkan.
c.       Nanah.
Segala macam nanah itu najis, baik yang kental maupun yang cair, karena nanah itu darah yang sudah busuk.
d.      Segala benda cair yang keluar dari dua pintu.
Semua itu najis selain dari mani, baik yang biasa seperti tahi, kencing atau yang tiada bisa seperti madzi., baik karena yang halal dimakan ataupun dari hewan tidak halal dimakan.
Sabda Rasulullah saw :
اِنَّهُصَلَّىالَّهُعَلَيْهِوَسـَلَّمَلَمَّاجِىْءَلَهُبِحَخَرَيْنِوَرَوْثَةٍلِيَسـْتَنْجِىبِهَا٬اَخَذَاْلْحَجَرَيْنِوَرَدَّاأرَّوْثَةَوَقَالَهٰذِهِرِكْسٌ
Artinya :”Sesungguhnya Rasulullah saw. diberi dua biji batu dan sebuah tahi keras untuk dipakai istinja’, beliau mengambil dua batu saja, sedangkan tahi, beliau kembalikan dan berkata :’tahi ini najis.’(Riwayat Bukhari)
Sabda Rasulluah saw.
قَالَالنَّبِىُّصَلَّىاَّـهُعَلَيْهِوَسـَلَّمَحِيْنَبَالَاَعْرَابُفِىاْأمَسْـجِدِصَبُّوْبًامِنْمَاءٍ
Artinya:”Ketika Al-A’rab kencing didalam masjid, beliau bersabda :”Tuangilah olehmu tempat kencing itu dengan setimba air.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
e.       Arak.
Tiap-tiap minuman keras memabukkan.
Firman Allah swt:
اِنَّمَااْلخَمْرُوَاْألمَيْـسِرُوَاْألَنْصَابُوَاْألَزْألَمُرِجْسٌمِّنْعَمَلِاأشَّيْـطَانِ
Artinya:”sesungguhnya, arak, judi, berhala dan bertenung itu najis, kejinpekerjaan setan.”(Al-Maidah:90)
f.       Anjing dan Babi.
Semua hewan suci, kecuali anjing dan babi.
Sabda Rasullah saw.
قَالَالنَّبِىُّصَلَّالـلَّهُعَلَيْهِوَسـَلَّمَطَهُوْرُاِنَاءِاَحَدِكُمْاِذَاوَلَغَفِيْـهِاْلكَلْبُ اَنْيَغْسِـلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍاَوْلاَهُنَّبِالتُّرَابِ
Artinya:”Cara mencuci bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”(Riwayat Muslim)
g.      Bagian binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup.
Hukum bagian-bagian badan binatang yang diambil selagi hidup ialah seperti bangkainya. Maksudnya kalu bangkainya najis, yang dipotong itu juga najis, seperti babi atau kambing. Kalau bangkainya suci, yang dipotong sewaktu hidupnya pun suci pula, seperti yang diambil dari ikan hidup. Dikecualikan bulu hewan yang halal dimakan, hukumnya suci.
Firman Allah swt.
وَمِنْ اَصْوَ افِهَاوَاَوْبَارِهَاوَا شْـعَارِهَآ اَثَاثًا
Artinya:”Dari bulu-bulu binatang, baik yang berupa bulu domba dan bulu unta atau berupa bulu kambing semua itu boleh dipakai (dibuat) perkakas rumah tangga.”(An-Nahl:80)
2.      Cara Mensucikan benda yang terkena najis
untuk melakukan kaifiat mencuci benda yang kena najis, maka baiklah diterangkan bahwa najis terbagi atas tiga bagian :
a.       Najis Mughallazhah (tebal), yaitu anjing. Cara mencuci benda yang kena najis ini, hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali daripadanya henddaklah airnya dicampur dengan tanah.
Sabda Rasulullah saw.
قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى الـلَّهُ عَلَيْهِ  وَسَـلَّمَ؛طَهُوْرُاِ نَاءِاَحَدِكُمْ اِذَاوَلَغَفِيْـهِ اْلكَلْبُ اَنْيَغْسِـلَهُ سَـبْعَ مَرًّاتٍ اَوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
Artinya :”Cara mencuci bejana seseorang dari kamu, apabila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”(Riwayat Muslim)
b.      Najis Mukhafaffah (ringan) seperti kencing kanak-kanak laki-laki yang belum makan makanan selain susu. Cara mencuci benda yang kena najis ini memadai dengan memercikan air atas benda itu meskipun tidak mengalir,. Adapun kencing kanak-kanak perempuan yang belum makan selain susu, cara mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir diatas benda yang kena najis itu dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaiman mencuci kencing orang dewasa.
Sabda Rasulullah saw.
 يُغْسَـلُ مِنْ بَوْلِ اْلجَارِيَّةِوَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ اْلغُلَامِ
Artinya:”Kencing kanak-kanak perempuan dibasuh dan kencing kanak-kanak laki-laki diperciki.”( Riwayat Tarmidzi)
c.       Najis Mutawassithah (pertengahan), yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang disebut diatas. Najis mutawassithah ini terbagi atas dua bagian :
·         Najis hukmiah yaitu yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan warnanya seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang kena itu.
·         Najis ‘ainiyah yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, atau baunya, terkecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya.[2]



[1] Haya binti mubarok al-barik., Ensiklopedi Wanita Muslimah., Ibid., h.32
[2] Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM, (Bandung: CV Sinar Baru Bandung,1992),h.31-36

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKIDAH ISLAM TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

MATERI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI/SD KELAS 3 DAN KELAS 4